Obat sistem pernapasan
A.PENDAHULUAN
1.BRONCHITIS
Bronchitis terjadi akibat peradangan yang kronis pada
saluran pernapasan yang menuju ke paru-paru. Peradangan biasanya diikuti oleh
demam, sakit pada tenggorokan dan batuk yang terus-menerus.
Bronchitis akut biasanya terjadi oleh factor infeksi pada
saluran pernapasan yang diakibatkan oleh virus, seperti influenza/flu. Unutk
usia dewasa bronchitis akut biasanya tidak terlalu serius. Tetapi kadang untuk
bayi dan anak-anak bisa berakibat fatal.
Bronchitis kronis diakibatkan bukan karena factor infeksi
tetapi sering terjadi akibat iritasi paru-paru yang diakibatkan oleh factor
alergi terhadap sesuatu.penyebabnya antara lain aklergi makanan tertentu
seperti makanan terbuat dari susu, alergi terhadap debu, udara dingin, asap
rokok, dll. Pengobatan flu yang tidak tuntas, daya tahan tubuh yang lemah,
gangguan pencernaaan juga mempengaruhi terjadinya bronchitis kronis.
Bronchitis kronis berciri batuk menahun dan banyak mengeluarkan
sputum (dahak), tanpa sesak napas atau sesak napas ringan. Biasanya disebabkan
oleh infeksi virus pada saluran pernapasan terutama oleh Haemophilus
influenza atau streptococcus pneumonia .
Pengobatan biasanya dengan antibiotic selama minimal 10
hari, agara infeksi tidak terulang kembali. Obat pilihanyya adalah Amoxilin,
Erytromicin, Sefadrin, Sefaklor yang berdaya bakterisit terhadap antara lain
bakteri diatas.
2. ASMA
Penyakit asma (astma bronchiale). Berasal dari kata “
asthma” yang diambil dari bahasa yunani yang artinya “ sukar napas” .penyakit
asma atau bengek atau mengi adalah suatu penyakit alergi kronis dikenal karena
adanya gejala sesak napas akut secara berkala yang disertai batuk dan
hipersekresi dahak, yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah.
Pada serangan yang hebat penyaluran udara ke darah
sedemikian lemah sehingga penderita membiru kulitnya (cyanosis). Sebaliknya
pengeluaran napas dipersulit dengan meningkatnya kadar CO2 di dalam darah.
Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu
atau kedua orang tua,kakek atau nenek anak menderita penyakit maka bisa
diturunkan keanak. Prof Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD, KAI, Guru Besar FKUI
menjelaskan “penyakit asma bukan penyakit menular akan tetapi penyakit
keturunan”.
Serangan asma biasanya berlangsung selama beberapa menit
hinggga beberapa jam.dan dapat diatasi dengan pemberian obat secara inhalasi
atau oral. Tetapi dalam keadaan gawat perlu diberi suntikan Adrenalin,
Teofilin, dan atau horomon Kortikosteroid.
Umumnya jenis asma yang bersifat alergi sudah dimulai dari
masa kanak-kanak. Factor keturunan memegang peranan penting pada terjadinya
asma. Pasien asma meiliki kepekaan terhadap infeksi saluran pernapasan,
akibatnya adalah peradangan bronchi yang dapat menimbulkan seragan asma.
a.
Gejala penyakit asma
Frekuensi dan beratnya serangan asma
bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya
mengalami serangan sesak napas yang singkat dan ringan, yang terjadi
sewaktu-waktu.
Penderita lainnya hampir selalu mengalami
batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu
infeksi virus, olahraga, atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan.
Suatu serangan asma dapat terjadi secra tiba-tiba ditandai dengan nafas yang
berbunyi (wheezing, mengi, bengek) batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama
terdengar ketika pendengar menghembuskan napasnya. Di lain waktu, suatu
serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang bertahap semakin
memburuk.
b.
Tindakan umum





c.
Pengobatan
Pengobatan asma dan bronchitis dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu :

Pada keadaan ini pemberian obat bronchospamolitik untuk melepas kejang
bronki. Sebagai obat pilihan adalah Salbutamol atau Terbutalin, sebaiknya
secara inhalasi (efek 3-5 menit). Kemudian dibantu dengan Aminophilin dalam
bentuk supositoria. Obat pilihan lain aialah Efedrin dan Isoprenalin dapat
diberikan sebagai tablet, hanya saja efeknya baru terlihat setelah kurang lebih
selama 1 jam.

Pada keadaan ini efek bronchodilator hanya ringan dan lambat. Ini
disebabkan oleh blockade reseptor beta karena adanya infeksi dalam saluran
napas. Pengobatan dengan penyuntikan intra vena Salbutamol atau Aminophilin
Hidrokortison dosis tinggi (200-400 mg per jam sampai maksimum 4 gram sehari).

Dilakukan dengan pemberian bronchodilator misalnya Salbutamol,
Ipratropium atau Teofilin, bila karena alergi dapat ditambahkan Ketotifen.
d.
Penggolongan obat-obat asma
Berdasarkan meknismenya, kerja obat asma
dibagi menjadi beberapa golongan

Adalah zat yang bekerja menstabilkan mastcell, hingga tidak pecah dan
melepaskan histamine. Obat ini sangat berguna untuk mencegah serangan asma dan
rhinitis alergi (hay fever). Termasuk kelompok ini adalah kromoglikat. Beta-2
adrenerika dan anthistaminika seperti Ketotifen dan Oksatomida juga memiliki
efek ini.

Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang system adrenergic sehingga
memberikan efek bronkodilatas. Termasuk didalamnya yaitu :
1)
Adregenik
Khususnya beta-2 simpatomimetika (beta-2 mimetik), zat ini selektif
terhaadap reseptor beta-2 (bronchospamolyse) dan tidak bekerja terhadap
reseptor beta-1 (stimulasi jantung). Kelompok beta-2 mimetik seperti
Salbutamol, Fenoterol, Terbutalin, Rimeterol, Prokaterol dan Tretoquinol.
Sedangkan yang bekerja terhadap reseptor beta-1 dan beta-2 adalah Efedrin,
Isoprenalin, Adrenalin.dll.
2)
Antikolinergik
(Oksifenonium, Tiazinamium, Ipratropium.)
Dalam otot polos terdapat keseimbangan antara system adregenik dan
kolinergik. Bila reseptor beta-2 sistem adregenik terhambat, maka system
kolinergik menjadi dominan. Sehingga terjadi penciutan bronki. Antikolinergik
bekerja memblokir reseptor syaraf kolinergik pada otot polos bronki sehingga
aktivitas saraf dregenik menjadi dominan dengan efek bronchidilatas.
Efek samping ; tachycardia, pengental dahak, mulut kering, obstipasi,
sukar kering, gangguan akomodasi. Efek samping dapat diperkecil dengan
pemberian inhalasi.
3)
Derivate xantin (Teofilin,
Aminophillin, Kolinteofinilat)
Mempunyai daya bronchodilatasi berdasarkan penghambatan enzim
fosfodiesterase. Selain itu, Teofilin juga mencegah peningkatan hiperaktivitas,
sehingga dapat bekerja sebagai profilaksis. Kombinasi dengan Efedrin praktis
tidak memperbesar bronchodilatasi, sedangkan efek tachycardia diperkuat. Oleh
krena itu, kombinasi tersebut dianjurkan.

Obat ini memblokir reseptor histamine sehingga mencegah
bronchokonstriksi. Banyak anthistamin memiliki daya antikolinergik dan
sedative.



Efeknya mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Pada serangan akut,
obat ini berguna terutama bila lender sangat kental dan sukar dikeluarkan.
Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang mukosa lambung dan sekresi
saluran napas sehingga menurunkan viskositas lender. Sedangkan Asetiltein
mekanismenya terhadap mukosa protein dengan melepaskan ikatan disulfide
sehingga viskositas lender berkurang.
e.
Obat-obat tersendiri

1)
Teofilin
Indikasi : asma bronchial, bronchitis asmatic kronik, emfisema
Mekanisme kerja : Spasmolitik otot polos khususnya pada otot bronki,
stimulasi jantung, stimulasi SSP dan pernapasan serta diuretic. Berdasarkan
efek stimulasi jantung, obat juga digunakan pada sesak napas karena kelainan
jantung(astma cardial).
Kontraindikasi : penderita tukak lambung yang aktif dan yang mempunyai
riwayat penyakit kejang.
Efek samping ; penggunaan pada dosis tinggi dapat menyebabkan mual,
muntah, nyeri epigastrik, diare, sakit kepala, insomnia, kejang otot,
palpitasi, deg degan, hipotensi, aritmia,dll.
Interaksi obat ; sinergisme toksis dengan Efedrin, kadar dalam serum
menurun dengan adanya Fenitonion, Kontasepsi, Rifampisin.
Sediaan ; tablet, elixir, rectal, injeksi.
2)
Aminophillin
Indikasi ; pengobatan dan prifolaksi spasme broncus yang berhubungan
dengan asma, Emfisema dan bronchitis kronik.
Kontra indikasi ; -
Efek samping ; iritasi gastro intestinal, tachycardia, palpitasi dan
hipotensi
Interaksi obat ; kadar dalam plasma meningkat dengan adanya Simetidin,
Allopurinol, Eritromycin.
Sediaan ; injeksi, tablet

Indikasi ; obat ini hanya diberikan pada asma yang parah dan tidak dapat
dikendalikan dengan obat-obatan asma lainnya. Pada status asmathicus per intra
vena dalam dosis tinggi.
Kontra indikasi ; -
Efek samping ; pada penggunaan yang lama akibat osteoporosis, moonface,
hiperticosis, impotensi, dan menekan fungsi ginjal. Pemakaian inhalasi
efektivitasnya diperbesar dan penekanan terhadap anak ginjal diperingan.
Interaksi obat ; efeknya memperkuat adrenergika dan Teofilin serta
mengurangi sekresi dahak.
Dosis ; pemberiaan dosis besar maksimum 2-3 minggu per oral 25-40 mg.
untuk pemeliharaan 5-10 mg Prednison setiap 48 jam atau Betametason ½ mg setiap
hari.

1)
Adrenalin
Indikasi ; serangan asma hebat (injeksi s.c) pemakaian oral tidak efektif
sebab terurai oleh asam lambung.
Kontra indikasi ; -
Efek samping ; shock jantung, gelisah, gemetar, dan nyeri kepala.
Interaksi obat ; kombinasi dengan Fenobarbital dimaksudkan untuk sedative
supaya penderita tidak cemas/takut.
Sediaan ; injeksi
2)
Efedrin
Indikasi ; asma, bronchitis, emfisema.
Kontra indikasi ; penyakit jantung, hipertensi, gondok, glaucoma.
Efek samping ; tachycardia, gelisah, imsomnia, sakit kepala, eksitasi,
aritmia ventrikuler.
Interaksi obat ; -
Sediaan ; tablet

1)
Salbutamol
Indikasi ; selain berdaya bronchodilatasi juga memiliki efek
menstabilisasi mastcell, sehingga digunakan terapi simptomatik dan profilaksis
asma bronchial, emfisema, dan obstruksi saluran pernapasan.
Kontra indikasi ; hipertensi, insufisiensi miokardial, hipertiroid,
diabetes.
Efek samping ; nyeri kepala, pusing, ,mual, tremor tangan. Pada dosis
tinggi dapat berakibat tachycardia, palpitasi, aritmia, dan hipotensi.
Interaksi obat ; -
sediaan ; tablet, sirup.
2)
Terbutalin
Indikasi ; asma bronchial, bronchitis kronis, emfisema, dan penyakit paru
lain dengan komplikasi bronchopasme.
Kontra indikasi ; hipertiroidisme
Efek samping ; tremor ,palpitalis, pusing.
Interaksi obat ; -
Sediaan ; tablet, inhalasi.

Indikasi ; profilaksis asma
bronchial termasuk pencegahan asma yang dicetuskan oleh aktifitas.
Mekanisme kerja ; stabilisator
mastcell sehingga menghalangi pelepasan histamine, serotonin dan leukotrien
pada waktu terjadi reaksi antigen antibody.
Kontra indikas ; -
Efreksamping ; iritasi tenggorokan
ringan, napas bau, mual, batuk, bronchospasme sementara
Sediaan ; inhalasi 5mg/aktuasi
(intal 5R)

1)
Ketotifen
Indikasi ; profilaksis asma bronchial karena alergi
Mekanisme kerja ; dapat memblokir reseptor histamine dan menstabilkan
mastcell
Kontra indikasi ; -
Efek samping ; mengantuk, pusing, mulut kering
Sediaan ; tablet
2)
Oksatomida
Dapat
memblokir reseptor histamine dan menstabilkan matscell. Penggunaan kecuali pada
profiloksis asma alergi, juga untuk rhinitis alergi dan urticaria kronis.
Kurang bermanfaat pada serangan asma akut.
Emfisema adalah peleburan gelembung-gelembung paru-paru
disertai kerusakan dindingnya sehingga beberapa gelembung paru menjadi satu.
Cirri-ciri emfisema paru adalah sesak napas terus menerus yang menghebat pada
waktu mengeluarkan tenaga dan sering kali dengan perasaan letih dan tidak
bergairah. Penyebabnya adala bronchitis kronis dengan batukmenahun, serta asma,
sehingga jaringan alveoli menjadi rusak akibatnya alveoli terus menerus
mengembang kemudiaan pecah dan rusak sehingga penyerapa oksigen menjadi
berkurang.
B.OBAT BATUK
1.fisiologi batuk
Batuk adalah suatu refleksi fisiologi yang dapat
berlangsung baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Refleksi tersebut terjadi lazimnya karena adanya rangsangan pada
selaput lender pernapasan yang terletak dibeberapa bagian dari tenggorokan dan
cabang-cabangnya. Reflek tai berfungsi mengeluarkan dan membersihkan salura
pernapasan dari zat-zat perasang itu, sehingga merupakan suatu mekanisma
perlindungan tubuh.
2. sebab-sebab batuk
Reflek batuk dapat dtimbulkan oleh karena radang ( infeksi
saluran pernapasan, alergi), sebab-sebab mekanisme (debu), perubahan suhu yang
mendadak dan rangsangan kimia (gas, bau-bauan). Penyakit batuk terutama
disebabkan oleh infeksi virus, missal virus influenza dan bakteri. Batuk dapat
pula merupakan gejala yang lazim pada penyakit tifus, radang paru-paru, tumor
saluran pernapasan, dekompensasi jantung, asma atau dapat pula merupakan
kebiasaan.
3. pengobatan
Pengobatan batuk pertama-tama hendaknya ditunjukkan pada
mencari dan mengobati penyebabnya. Selanjtunya dilakukan pengobatan
simptomatiknya, yang harus dibedakan dahulu antara batuk produktif (batuk yang
mengeluarkan dahak) dengn batuk yang non produktif.
Batuk produktif adalah suatu mekanisme perlindungan dengan
fungsi mengeluarkan zat asing dan dahak dari tenggorokan. Maka pada azasnya
jenis batuk ini tidak ditekan. Terhadap batuk demikian, digunakan obat golongan
ekspektoransia yang berguna untuk mencairkan dahak yang kental dan mempermudah
pengeluarannya dari saluran pernapasan.
Sebaliknya batu yang tidak produktif, adala batuk yang tidak
berguna sehingga harus ditekan. Untuk menekan batuk jenis ini harus menggonakan
obat golongan pereda batuk, yang berkhasiat menekan rangsangan batuk yang
bekerja sentral ataupun perifer.
Untuk batuk yang disebabkan alergi, digunakan yang
dikombinasikan dengan ekspektoransia. Misalnya syrup chlorphemin, mengandung
Promethazine dan Diphenhidramin. Kadang-kadang diperlukan ekspektoransia dan
pereda batuk dalam suatu kombinasi, untuk maksud mengurangi frekuensi batuk,
dan tiap kali batuk cukup dapat dikeluarkan dahak yang kotor.
4. penggolongan obat batuk
Obat batuk dapat dibagi menjadi dua golongan besar :

Zat-zat ini menekan rangsangan batuk dipusat batuk yang terletak disumsum
lanjutan(medulla) dan mungkin juga bekerja diotak dengan efek menenangkan. Zat
ini terbagi atas ;
1)
Zat-zat aditif : yaitu pulvis doveri dan codein. Karena dapat
menimbulkan ketagihan, penggunaaanya harus hati-hati.
2)
Zat-zat non aditif, yaitu
noskapain, dekstrometorfan, pentoksiverin, prometazin dan diphenhidramine.

Obat ini bekerja diluar ssp, dan dapat dibagi atas beberapa kelompok,
yaitu ;
1)
Emolliensia
Zat ini memperlunak rangsangan batuk, memperlicin tenggorokaan sehingga
tidak kering dan melunakkan selaput lender yang teriritasi. Contohnya syrup
thyme, zat-zat lender seperti infuse carrageen, akar manis.
2)
Ekspektoransia
Zat ini memperbanyak produksi dahak yang encer dan mengurangi
kekentalannya sehingga mempermudahpengeluarannya dengan batuk. Termasuk
kedalamnya adalah kalium iodide, ammonium klorida, kreosot, giaiakol, ipeka dan
minyak-minyak atsiri.
3)
Mukolitika
Zat ini bekerja mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkannya. Zat ini
efektif digunakan untuk batuk dengan dahak yang kental.
Contohnya ; asetilkarbositein, bromheksin, mesna, ambroksol.
4)
Zat-zat pereda
Zat-zat ini meredaka batuk dengan
cara menghambat reseptor sensible di saluran pernapasan.contohnya oksolamin,
tipepidin.
5.obat-obat tersendiri

Zat cair kuning muda ini hasil penyulingan kayu sejenis pohon dieropa,
mengandung kira-kira 70 % guaiakol sebagai zat aktifnya. Zat ini mengurangi
pengeluaran lender pada bronki dan membantu menyembuhkan radang yang kronis
disamping khasiatnya sebagai bakterisida. Berhubung baunya tidak enak dan
merangsang mukosa lambung, maka lebih banyak digunaka guaiakol dalam bentuk
esternya yaitu guaiakol karbonat, kalium guaiakol sulfonat, gliseril
guaiakolat. Dalam usus, ester tersebut terurai menjadi guaiakol bebas. Kreosot
dapat pula digunakan sebagai obat inhalation dengan uap ari.

Akar dari tanaman psycotria ipecahuanha (rubiaceae) ini mengandung antara
lain alkaloida emetin dan sefalin. Zat-zat itu bersifat emetic, spasmolitik,
terhadap kejang saluran pernapasan dan mempertinggi secara reflektoris sekresi
bronchial. Penggunaan utamanya sebagai emetika pada kasus keracunan. Sebagai
ekspektoransia hanya terkombinasi dengan obat batuk lainnya.

Berkhasiat sebgai sekretolitik. Biasanya diberikan dalam bentuk syrup
misalnya OBH. Pada dosis tinggi menimbulkan perasaaan mula dan muntah karena
merangsang lambung.

Menstimulir sekresi cabang tenggorokan dan mencairkan dahak, sehingga
banyak digunakan dalam obat asma. Efek sampingnya berupa ganguan tiroid,
jerawat, gatal-gatal dan struma.

Seperti minyak kayu putih, minyak permen, minyak anisi dan terpenten.
Berkhasiat mempertingggi sekresi dahak, melwan kejang, anti radang, dan
bakteriostatik lemah. Minyak permen digunakan sebagai ekspektoransia dengan
cara inhalasi, yang dihirup bersama uap air, tenyata amat bermanfaat pada
radang cabang tenggorokan.

Akar kayu manis dari tanaman glycyrrhiza glabra, mengandung saponin yaitu
sejenis glukosida yang bersifat aktif dipermukaan.
Khasiatnya berdasarkan sifatnya yang merangsang selaput lender dan
mempertinggi sekresi zat lendir.

Alkaloid candu ini paling banyak digunakan untuk mengobati batuk,
berdasarkan sifat peredanya terhadap pusat batuk. Efek sampingnya antara lain
menimbulkan adiksi dan sembelit.
Codipront (marc) mengandung kodein dan anthistamin feniltoloksamin,
keduanya terikatpada suatu resin dengan tujuan memperoleh khasiat jangka
panjang.
Etil-morfin memiliki khasiat pereda batuk sama dengan kodein, sehingga sering
digunakan dalam syrup obat batuk. Disamping itu juga digunakan sebagai
analgetik. Karena khasiatnya dapat menstimulir sirkulasi pembuluh darah maat,
maka juga digunakan untuk menghilangkan udema conjugative (pembengkakan dimata)

Khasiatnya sama dengan kodein, tetapi tidak bersifat analgetik dan
aditif.

Turunan sikloheksil ini bersifat mukolitik, yaitu dapat mencairkan dahak
yang kental sehingga mudah dikeluarkan dengan batuk. Efek sampingnya berupa
gangguan lambung, usus, pusing, dan berkeringat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar