I.
PENDAHULUAN
Allah menyukai orang
yang bertaqwa yaitu yang menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Perintah Allah merupakan kewajiban bagi setiap hamba yang beriman, dan pastinya
Allah tidak menyukai hamba yang ingkar dan lalai dalam menjalankannya. Dalam rangkapendekatan
kepada Allah, ibadah sangat berperan serta sebagai sarana yang utama dan diantaranya
yang diwajibkan termasuk ibadah shalat.
Shalat merupakan tiang
agama dan ini merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Apabilaseorang muslim telah
ingkar akan kewajiban atau ternyata lalai dan lupa mengerjakannya maka ia termasuk
murtad atau fasikdan juga berdosa. Maka ketika hal itu terjadi maka Allah memberikan
ancamanNya dalam Al-Qur’an mengenai masalah ini agar mereka yang tersesat kembali
kedalam jalan yang lurusdan bertaubat sebenar-benarnya. Kali ini pemakalah akan
membahas tentang makna shalat terlebih dahulu dan kemudian memaparkan perihalan
caman Allah bagi orang yang meninggalkannya.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
ApakahmaknashalatdalamAkhlakTasawuf?
B. Bagaimanakahancaman
Allah bagi orang yang meninggalkansholat?
III. PEMBAHASAN
A. Makna shalat dalam AkhlakTasawufShalat memiliki
makna jauh dan memiliki makna dekat. “Lakukanlah shalat sebagaimana kamu melihatku
shalat” demikianlahNabi SAW sebagai pembawa risalahTuhannya.
Shalat pada mulanya merupakan
mi’raj nabi dan baru kemudian mi’raj umat dengan cara mengikutinya. Makna jauh adalah
kita dapat melihat dengan mata batin kondisi hati Nabi SAW yang dengan benar-benar menghadapkan dirinya dari ketergantungan
terhadap duniawi dengan zuhud sementara makna dekat adalah apabila kita melihat
dengan pandangan mata kita
Gerakkan tampak dari Nabi
SAW dengan mata batin dan mata penglihatan. Dengan kata lain apabila kita shalat
dengan meniru gerakannya saja tanpa meniru ketulusan hatinya dalam berserah diri
berarti kita tidak menaati perkataan Nabi tersebut. Shalat yang merupakan sarana
adalah shalat syar’iyyah yang umum dengan gerakan-gerakan yang yang sudah dikenal sertawaktu yang sudah ditentukan. Shalat adalah sarana menuju maqam,
di mana individu berada dalam pertalian sempurna dengan Tuhannya.
Allah SWT berfirman :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.“Aku
tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya
mereka member makan pada-Ku. ” (QS. AdzDzariyat: 56-57)
Firman Allah Ta’ala,
وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan dirikanlah
shalat, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah kepada rasul, supaya kamu diberi
rahmat.” (QS. An Nur [24] : 56)
B. Ancaman Allah bagi orang
yang meninggalkan sholat
Ancaman Allah bagi
orang yang meninggalkan shalat Kaum muslimin sepakat bahwa shalat wajib atas setiap
muslim yang baligh, berakal, dan bersih artinya tidak haid
ataupun nifas, tidak gila atau pingsan. Shalat ialah ibadah jasmani yang tidak bias
digantikan orang lain sebagaimana puasa juga tidak bias digantikan yang lain.
Kaum muslimin sepakat bahwa siapa yang mengingkari kewajiban shalat ia adalah kafir
atau murtad karena kewajiban ini ditetap kan dengan nash yang pasti dan barang siapa
meninggalkan Karena malas dan lalai maka ia fasik dan dosa kecuali jika ia mualaf
maka ia masih belajar memahami Islam.
Nabi Muhammad SAW
Bersabda :
"Barang siapa meninggalkan
shalat dengan sengaja maka dia kafir terang-terangan." (HR. Ahmad)
“Sesungguhnya( bataspemisah
) antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.”
( HR. Muslim, dalamkitab al iman ).
“Perjanjian antara
kita dan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya maka benar benar
ia telah kafir” ( HR. Abu Daud, Turmudzi, An Nasai, IbnuMajahdan Imam Ahmad)
Hadist
عن سَمُرَة بْن جُنْدَبٍ - رضى الله عنه -
قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - مِمَّا يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ
لأَصْحَابِهِ « هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنْ رُؤْيَا » . قَالَ فَيَقُصُّ عَلَيْهِ
مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُصَّ ، وَإِنَّهُ قَالَ ذَاتَ غَدَاةٍ « إِنَّهُ
أَتَانِى اللَّيْلَةَ آتِيَانِ ، وَإِنَّهُمَا ابْتَعَثَانِى ، وَإِنَّهُمَا
قَالاَ لِى انْطَلِقْ . وَإِنِّى انْطَلَقْتُ مَعَهُمَا ، وَإِنَّا أَتَيْنَا
عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ ، وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِصَخْرَةٍ ، وَإِذَا
هُوَ يَهْوِى بِالصَّخْرَةِ لِرَأْسِهِ ، فَيَثْلَغُ رَأْسَهُ فَيَتَهَدْهَدُ
الْحَجَرُ هَا هُنَا ، فَيَتْبَعُ الْحَجَرَ فَيَأْخُذُهُ ، فَلاَ يَرْجِعُ
إِلَيْهِ حَتَّى يَصِحَّ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ ، ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ ،
فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الأُولَى . قَالَ قُلْتُ لَهُمَا
سُبْحَانَ اللَّهِ مَا هَذَانِ....(في حديث طويل)
قَالَ قُلْتُ لَهُمَا فَإِنِّى قَدْ رَأَيْتُ
مُنْذُ اللَّيْلَةِ عَجَبًا ، فَمَا هَذَا الَّذِى رَأَيْتُ قَالَ قَالاَ لِى
أَمَا إِنَّا سَنُخْبِرُكَ ، أَمَّا الرَّجُلُ الأَوَّلُ الَّذِى أَتَيْتَ
عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ بِالْحَجَرِ ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ
الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنِ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ ». رواه
البخاري
Artinya: “Samurah bin Jundub
radhiyallahu ‘anhu bercerita bahwa senantiasa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam senantiasa bertanya kepada para shahabatnya: “Adakah
dari kalian yang bermimpi?”, maka akan ada yang menceritakan mimpinya
siapa yang dikehendaki Allah Ta’ala untuk bercerita, lalu pada suatu hari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bercerita: “Sesungguhnya tadi malam telah datang
kepadaku dua orang, mereka berdua mengajakku pergi, mereka berdua berkata
kepadaku: “Mari ikut”, lalu aku pergi bersama keduanya, lalu kami mendatangi
seorang yang rebahan terlentang dan seorang yang lain berdiri di hadapannya
sambil memegang batu besar dan ternyata ia melemparkan batu ke kepala orang
yang rebahan terlentang tadi, maka kepalanya pecah dan batu tergelinding ke
sana kemari, lalu ia (yang melempar tadi) mengikuti batu tersebut dan
mengambilnya, maka ia (yang melempar tadi) tidak kembali kepadanya (yang
rebahan tadi) sampai kepalanya kembali seperti semula, kemudian barulah ia
(yang melempar tadi) kembali kepadanya (yang rebahan tadi), dan melakukan
seperti apa yang ia lakukan pertama kali, lalu aku berkata kepada keduanya:
“Maha Suci Allah, ada apa dengan dua orang tersebut?”, (lalu setelah itu di
dalam hadits yang panjang ini Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diperlihatkan
siksa beragam bentuknya dan pada akhirnya beliau bertanya-pent), “Aku bertanya
kepada keduanya: “Sungguh malam ini aku telah melihat kejadian-kejadian yang
mengherankan, apakah gerangan yang aku lihat ini?”, mereka berdua menjawab:
“Kami akan benar-benar memberitahumu, adapun orang pertama yang kamu datangi
dalam keadaan kepalanya dipecahkan dengan batu, sesungguhnya ia adalah seorang
yang dulunya sibuk dengan Al Quran lalu ia tinggalkan dan seorang yang
meninggalkan shalat wajib.” HR. Bukhari
Allah Ta’alaberfirman,
فَوَيْلٌ
لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
“Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang
yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Maa’un [107] : 4-5)
Firman Allah ‘AzzawaJalla,
فَخَلَفَ
مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ
يَلْقَوْنَ غَيًّا (59) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
“Maka datanglah sesudah
mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan
hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,
kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS.
Maryam : 59)
hingga ayat,
يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا
يَسْتَطِيعُونَ (42) خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا
يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ (43)
“Pada
hari betis disingkapkandan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak
kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi
kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud,
dan mereka dalam keadaan sejahtera.” (Q.S. Al Qalam [68] : 43)
IV.
KESIMPULAN
Shalat memiliki makna
jauh dan memiliki makna dekat. Makna jauh adalah kita dapat melihat dengan mata
batin kondisi hati Nabi SAW yang dengan benar- benar rmenghadapkan dirinya dari
ketergantungan terhadap duniawi dengan zuhud sementara makna dekat adalah apabila
kita melihat dengan pandangan mata kita gerakkan tampakdari Nabi SAW dengan mata
batin dan mata penglihatan. Dengan kata lain apabila kita shalat dengan meniru gerakannya
saja tanpa meniru ketulusan hatinya dalam berserah diri berarti kitatidak menaati
perkataan Nabi tersebut. Ancaman Allah SWT bagi orang yang meninggalkan shalat antara
lain sebagai berikut:
1. Hukum anak hirat yaitu
masuk kedalam neraka saqar
2. Mendapat celaka
3. Menemui kesesatan
4. Mendapat kebencian
Allah yang amat besar
5. Allah mengutuknya hinggaempat
kali
Demikianlah ancaman
Allah bagi orang yang meninggalkan shalat, shalat merupakan kewajiban setiap muslimin
dan muslimat sehingga melakukannya adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan
tentunya juga pada Allah SWT. Adanya ancaman ini hendaknya menjadikan diri lebih
mendekat kepadaNya bukan malah menjauh dan tidak menaati perintahNya.
V.
PENUTUP
Demikian makalah yang kami sajikan, makalah kami ini pasti belumlah sempurna
sehingga kami mengharap kritik dan saran untuk perbaikan yang lebih baik lagi. Semoga pembahasan yang kami
sampaikan dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin
VI.
DAFTAR
PUSTAKA
Hambal, Imam Ahmad
Ibnu, Betulkan Shalatmu, Jakarta: BulanBintang, 1974 Thaha, Mahmoud Muhammad,
Maknai Terus Shalatmu, Yogyakarta: LKIS PelangiAksara, 2001
MAKALAH
ANCAMAN MENINGGALKAN SHALAT

DI
SUSUN OLEH :
Nama : . . . . . . . . . . . . . .
. . . .
Kelas : . . . . . . . . . . . . . .
. . . .
Mata Pelajaran : . . . . . . . . . . . . . . . . . .
SMK
MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016