Senin, 17 Agustus 2015


I.                PENDAHULUAN
Allah menyukai orang yang bertaqwa yaitu yang menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Perintah Allah merupakan kewajiban bagi setiap hamba yang beriman, dan pastinya Allah tidak menyukai hamba yang ingkar dan lalai dalam menjalankannya. Dalam rangkapendekatan kepada Allah, ibadah sangat berperan serta sebagai sarana yang utama dan diantaranya yang diwajibkan termasuk ibadah shalat.
Shalat merupakan tiang agama dan ini merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Apabilaseorang muslim telah ingkar akan kewajiban atau ternyata lalai dan lupa mengerjakannya maka ia termasuk murtad atau fasikdan juga berdosa. Maka ketika hal itu terjadi maka Allah memberikan ancamanNya dalam Al-Qur’an mengenai masalah ini agar mereka yang tersesat kembali kedalam jalan yang lurusdan bertaubat sebenar-benarnya. Kali ini pemakalah akan membahas tentang makna shalat terlebih dahulu dan kemudian memaparkan perihalan caman Allah bagi orang yang meninggalkannya.



II.            RUMUSAN MASALAH
A. ApakahmaknashalatdalamAkhlakTasawuf?
B. Bagaimanakahancaman Allah bagi orang yang meninggalkansholat?






III.    PEMBAHASAN
A.  Makna shalat dalam AkhlakTasawufShalat memiliki makna jauh dan memiliki makna dekat. “Lakukanlah shalat sebagaimana kamu melihatku shalat” demikianlahNabi SAW sebagai pembawa risalahTuhannya.
Shalat pada mulanya merupakan mi’raj nabi dan baru kemudian mi’raj umat dengan cara mengikutinya. Makna jauh adalah kita dapat melihat dengan mata batin kondisi hati Nabi SAW yang  dengan benar-benar menghadapkan dirinya dari ketergantungan terhadap duniawi dengan zuhud sementara makna dekat adalah apabila kita melihat dengan pandangan mata kita
Gerakkan tampak dari Nabi SAW dengan mata batin dan mata penglihatan. Dengan kata lain apabila kita shalat dengan meniru gerakannya saja tanpa meniru ketulusan hatinya dalam berserah diri berarti kita tidak menaati perkataan Nabi tersebut. Shalat yang merupakan sarana adalah shalat syar’iyyah  yang  umum dengan gerakan-gerakan  yang yang sudah dikenal sertawaktu  yang  sudah ditentukan. Shalat adalah sarana menuju maqam, di mana individu berada dalam pertalian sempurna dengan Tuhannya.
Allah SWT berfirman : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka member makan pada-Ku. ” (QS. AdzDzariyat: 56-57)
Firman Allah Ta’ala,
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. An Nur [24] : 56)





B. Ancaman Allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman Allah bagi orang yang meninggalkan shalat Kaum muslimin sepakat bahwa shalat wajib atas setiap muslim  yang  baligh, berakal, dan bersih artinya tidak haid ataupun nifas, tidak gila atau pingsan. Shalat ialah ibadah jasmani yang tidak bias digantikan orang lain sebagaimana puasa juga tidak bias digantikan yang lain. Kaum muslimin sepakat bahwa siapa yang mengingkari kewajiban shalat ia adalah kafir atau murtad karena kewajiban ini ditetap kan dengan nash yang pasti dan barang siapa meninggalkan Karena malas dan lalai maka ia fasik dan dosa kecuali jika ia mualaf maka ia masih belajar memahami Islam.
Nabi Muhammad SAW Bersabda :
"Barang siapa meninggalkan shalat dengan sengaja maka dia kafir terang-terangan." (HR. Ahmad)
 “Sesungguhnya( bataspemisah ) antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” ( HR. Muslim, dalamkitab al iman ).
 “Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya maka benar benar ia telah kafir” ( HR. Abu Daud, Turmudzi, An Nasai, IbnuMajahdan Imam Ahmad)
Hadist
عن سَمُرَة بْن جُنْدَبٍ - رضى الله عنه - قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - مِمَّا يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ لأَصْحَابِهِ « هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنْ رُؤْيَا » . قَالَ فَيَقُصُّ عَلَيْهِ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُصَّ ، وَإِنَّهُ قَالَ ذَاتَ غَدَاةٍ « إِنَّهُ أَتَانِى اللَّيْلَةَ آتِيَانِ ، وَإِنَّهُمَا ابْتَعَثَانِى ، وَإِنَّهُمَا قَالاَ لِى انْطَلِقْ . وَإِنِّى انْطَلَقْتُ مَعَهُمَا ، وَإِنَّا أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ ، وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِصَخْرَةٍ ، وَإِذَا هُوَ يَهْوِى بِالصَّخْرَةِ لِرَأْسِهِ ، فَيَثْلَغُ رَأْسَهُ فَيَتَهَدْهَدُ الْحَجَرُ هَا هُنَا ، فَيَتْبَعُ الْحَجَرَ فَيَأْخُذُهُ ، فَلاَ يَرْجِعُ إِلَيْهِ حَتَّى يَصِحَّ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ ، ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ ، فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الأُولَى . قَالَ قُلْتُ لَهُمَا سُبْحَانَ اللَّهِ مَا هَذَانِ....(في حديث طويل)
قَالَ قُلْتُ لَهُمَا فَإِنِّى قَدْ رَأَيْتُ مُنْذُ اللَّيْلَةِ عَجَبًا ، فَمَا هَذَا الَّذِى رَأَيْتُ قَالَ قَالاَ لِى أَمَا إِنَّا سَنُخْبِرُكَ ، أَمَّا الرَّجُلُ الأَوَّلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ بِالْحَجَرِ ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنِ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ ». رواه البخاري

Artinya: “Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu bercerita bahwa senantiasa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa bertanya kepada para shahabatnya: “Adakah dari kalian yang bermimpi?”, maka akan ada yang menceritakan mimpinya siapa yang dikehendaki Allah Ta’ala untuk bercerita, lalu pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bercerita: “Sesungguhnya tadi malam telah datang kepadaku dua orang, mereka berdua mengajakku pergi, mereka berdua berkata kepadaku: “Mari ikut”, lalu aku pergi bersama keduanya, lalu kami mendatangi seorang yang rebahan terlentang dan seorang yang lain berdiri di hadapannya sambil memegang batu besar dan ternyata ia melemparkan batu ke kepala orang yang rebahan terlentang tadi, maka kepalanya pecah dan batu tergelinding ke sana kemari, lalu ia (yang melempar tadi) mengikuti batu tersebut dan mengambilnya, maka ia (yang melempar tadi) tidak kembali kepadanya (yang rebahan tadi) sampai kepalanya kembali seperti semula, kemudian barulah ia (yang melempar tadi)  kembali kepadanya (yang rebahan tadi), dan melakukan seperti apa yang ia lakukan pertama kali, lalu aku berkata kepada keduanya: “Maha Suci Allah, ada apa dengan dua orang tersebut?”, (lalu setelah itu di dalam hadits yang panjang ini Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diperlihatkan siksa beragam bentuknya dan pada akhirnya beliau bertanya-pent), “Aku bertanya kepada keduanya: “Sungguh malam ini aku telah melihat kejadian-kejadian yang mengherankan, apakah gerangan yang aku lihat ini?”, mereka berdua menjawab: “Kami akan benar-benar memberitahumu, adapun orang pertama yang kamu datangi dalam keadaan kepalanya dipecahkan dengan batu, sesungguhnya ia adalah seorang yang dulunya sibuk dengan Al Quran lalu ia tinggalkan dan seorang yang meninggalkan shalat wajib.” HR. Bukhari

Allah Ta’alaberfirman,
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang  yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Maa’un [107] : 4-5)





Firman Allah ‘AzzawaJalla,
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (59) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang  menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS. Maryam : 59)
hingga ayat,
يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ (42) خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ (43)
Pada hari betis disingkapkandan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.” (Q.S. Al Qalam [68] : 43)










IV.           KESIMPULAN
 Shalat memiliki makna jauh dan memiliki makna dekat. Makna jauh adalah kita dapat melihat dengan mata batin kondisi hati Nabi SAW yang dengan benar- benar rmenghadapkan dirinya dari ketergantungan terhadap duniawi dengan zuhud sementara makna dekat adalah apabila kita melihat dengan pandangan mata kita gerakkan tampakdari Nabi SAW dengan mata batin dan mata penglihatan. Dengan kata lain apabila kita shalat dengan meniru gerakannya saja tanpa meniru ketulusan hatinya dalam berserah diri berarti kitatidak menaati perkataan Nabi tersebut. Ancaman Allah SWT bagi orang yang meninggalkan shalat antara lain sebagai berikut:
1. Hukum anak hirat yaitu masuk kedalam neraka saqar
2. Mendapat celaka
3. Menemui kesesatan
4. Mendapat kebencian Allah yang amat besar
5. Allah mengutuknya hinggaempat kali
Demikianlah ancaman Allah bagi orang yang meninggalkan shalat, shalat merupakan kewajiban setiap muslimin dan muslimat sehingga melakukannya adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan tentunya juga pada Allah SWT. Adanya ancaman ini hendaknya menjadikan diri lebih mendekat kepadaNya bukan malah menjauh dan tidak menaati perintahNya.








V.                PENUTUP
Demikian makalah  yang  kami sajikan, makalah kami ini pasti belumlah sempurna sehingga kami mengharap kritik dan saran  untuk perbaikan yang  lebih baik lagi. Semoga pembahasan yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin 



VI.             DAFTAR PUSTAKA
Hambal, Imam Ahmad Ibnu, Betulkan Shalatmu, Jakarta: BulanBintang, 1974 Thaha, Mahmoud Muhammad, Maknai Terus Shalatmu, Yogyakarta: LKIS PelangiAksara, 2001


MAKALAH
ANCAMAN MENINGGALKAN SHALAT



DI SUSUN OLEH :
Nama                   : . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas                   : . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Mata Pelajaran    : . . . . . . . . . . . . . . . . . .


SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016